NAMA :
ILMA MALYANA AHMAD
NPM :
13516450
KELAS :
1-PA-01
TUGAS :
MATEMATIKA & ILMU ALAMIAH DASAR
DOSEN :
DINA KUSUMA ASTUTI
TUGAS 3 – 1PA01
Pertanyaan :
1.
Jelaskan mengenai teori tentang terjadinya bumi (mencakup
tokoh, tanggal teorinya/buku teori)
Jawaban :
1.
Bumi adalah bola batuan raksasa yang bergerak
di angkasa dengan kecepatan hampir mencapai 3000 m per detik. Beratnya 6000
juta, juta, juta ton. Hampir dua pertiga permukaan bumi yang berbatu-batu
tertutup oleh air. Batuan yang tidak tertutup air membentuk daratan. Bumi
diselimuti lapisan gas yang disebut atmosfer dengan mencapai ketinggian lapisan
sekitar 700 km dari permukaan bumi. Di luar batas atmosfer inilah, dimulainya
lapisan luar angkasa. Bumi merupakan salah satu planet dari sistem tata surya
yang terdapat dalam suatu galaksi bernama Galaksi Bima Sakti (The Milky Ways
atau Kabut Putih). Selain planet-planet yang terdapat dalam tata surya, juga
terdapat benda-benda angkasa lain, dan sekitar 200 milyar bintang yang ada di
dalam Galaksi Bima Sakti. Lebih jauh lagi berdasarkan penelitian, Bima Sakti
bukanlah satu-satunya galaksi, tetapi terdapat ratusan, jutaan, bahkan milyaran
galaksi pengisi jagat raya ini. Pada bab ini akan dibahas tentang sejarah
pembentukan bumi dan tata surya dalam jagat raya. Dengan mempelajarinya,
diharapkan kamu dapat menjelaskan proses pembentukan bumi.
A. PROSES TERJADINYA BUMI
Kita semua bertempat tinggal di permukaan bumi yang kita
rasakan sangat luas. Bayangkan saja, jari-jari yang dimiliki bumi mencapai
6.370 km. Panjang keliling Khatulistiwa yang melewati negara kita sekitar
40.000 km. Jadi kalau dibandingkan sama dengan 40 kali panjang Pulau Jawa. Akan
tetapi, pernahkah kamu merenungkan tentang bagaimana bumi tempat kita berpijak
ini terbentuk? Apakah bumi suatu benda yang bulat dan kaku?
Bagaimana sejarah pembentukan dan perkembangan muka bumi?
Seperti apakah karakteristik lapisan bumi? Semua pertanyaan tersebut tentunya
akan kita bahas dalam subab ini, sehingga kamu mengetahui dan lebih
memahaminya. Proses terbentuknya planet bumi tidak dapat dipisahkan dengan
sejarah terbentuknya tata surya. Hal ini dikarenakan bumi merupakan salah satu
anggota keluarga matahari, di samping planet-planet lain, komet, asteroid, dan
meteor. Bahkan para ilmuwan memperkirakan bahwa matahari terbentuk terlebih
dahulu, sedangkan planet-planet masih dalam wujud awan debu dan gas kosmis yang
disebut nebula berputar mengelilingi matahari. Awan, debu, dan gas kosmis
tersebut terus berputar dan akhirnya saling bersatu karena pengaruh gravitasi,
kemudian mengelompok membentuk bulatan-bulatan bola besar yang disebut planet,
termasuk planet bumi.
Dari proses tersebut, kita memperoleh gambaran bahwa
sistem tata surya berasal dari massa gas (kabut gas atau nebula) yang bercahaya
dan berputar perlahan-lahan. Massa gas tersebut secara berangsur-angsur
mendingin, mengecil, dan mendekati bentuk bola. Karena massa gas itu berotasi
dengan kecepatan yang makin lama semakin tinggi, pada bagian khatulistiwa
(ekuatornya) yang mendapat gaya sentrifugal paling besar, sehingga massa
tersebut menggelembung. Akhirnya dari bagian yang menggelembung tersebut ada
bagian yang terlepas (terlempar) dan membentuk bola-bola pijar dengan ukuran
berbeda satu sama lain.
Massa gas induk tersebut akhirnya menjadi matahari,
sedangkan bola-bola kecil yang terlepas dari massa induknya mendingin menjadi
planet, termasuk bumi kita. Pada saat terlepas dari massa induknya,
planet-planet anggota tata surya masih merupakan bola pijar dengan suhu sangat
tinggi. Karena planet berotasi, maka ada bagian tubuhnya yang terlepas dan
berotasi sambil beredar mengelilingi planet tersebut. Benda tersebut
selanjutnya dinamakan bulan (satelit alam).
Menurut hasil penelitian para ahli astronomi dan geologi,
bumi kita sendiri terbentuk atau terlepas dari tubuh matahari sekitar 4500 juta
tahun yang lalu. Perkiraan terbentuknya bumi ini didasarkan atas penelaahan
palentologi (ilmu yang mempelajari fosil-fosil sisa mahluk hidup purba pada
masa lampau) dan stratigrafi (ilmu yang mempelajari struktur lapisan-lapisan
batuan pembentuk muka bumi).
Pada saat terlahir (sekitar 4500 juta tahun yang lalu)
bumi kita pada awalnya masih merupakan bola pijar yang sangat panas, suhu
permukaannya mencapai 4.000 °C. Dalam jangka waktu jutaan tahun, secara berangsurangsur
bumi kita mendingin. Akibat proses pendinginan, bagian luar bumi membeku
membentuk lapisan kerak bumi atau kulit bumi yang disebut litosfer, sedangkan
bagian dalam planet bumi sampai sekarang masih dalam keadaan panas dan
berpijar.
Selain pembekuan kerak bumi, pendinginan massa bumi ini
mengakibatkan terjadinya proses penguapan gas secara besar-besaran ke angkasa.
Proses penguapan ini terjadi dalam waktu jutaan tahun, sehingga terjadi
akumulasi uap dan gas yang sangat banyak. Pada saat inilah mulai terbentuk
atmosfer bumi.
Uap air yang terkumpul di atmosfer dalam waktu jutaan
tahun tersebut, pada akhirnya dijatuhkan kembali sebagai hujan untuk pertama
kalinya di bumi, dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang sangat lama.
Titik-titik air hujan yang jatuh selanjutnya mengisi cekungan-cekungan muka
bumi membentuk bentang perairan laut dan samudera.
Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa pada awal
pembentukannya, seluruh bagian planet bumi relatif dingin. Kemudian pada proses
selanjutnya, suhu bumi semakin meningkat hingga mencapai suhu seperti saat ini.
Berdasarkan penelitian para ilmuwan, dijelaskan adanya tiga faktor yang
menyebabkan naiknya suhu bumi tersebut, yaitu sebagai berikut:
·
Akresi (accretion)
yaitu naiknya suhu bumi akibat tumbukan benda-benda angkasa atau meteor yang
menghujani bumi. Energi dari benda-benda tersebut berubah menjadi panas.
Bayangkan saja, 5 ton berat benda angkasa, kemudian menghantam bumi dengan
kecepatan 30 km per detik, diperkirakan memberikan energi yang sama dengan
ledakan nuklir sebesar 1000 ton. Daerah sekitar tumbukan tersebut meninggalkan
lubang-lubang yang sangat besar (kawah) di permukaan bumi. Pada saat bersamaan,
bulan juga ditabrak oleh benda angkasa tersebut. Karena itu, apabila kamu
melihat bulan dengan menggunakan teropong maka kamu bisa menyaksikan kawah yang
terbentuk pada masa lampau.
·
Kompresi yaitu
semakin memadatnya bumi karena adanya gaya gravitasi. Bagian dalam bumi
menerima tekanan yang lebih besar dibandingkan bagian luarnya, sehingga pada
bagian dalam bumi suhunya lebih panas. Tingginya suhu di bagian dalam bumi
(inti bumi) mengakibatkan unsur besi pada bumi menjadi cair, sehingga inti bumi
merupakan cairan.
·
Adanya
disintegrasi atau penguraian unsur-unsur radioaktif seperti uranium, thorium,
dan potasium. Jumlah unsur-unsur tersebut sebenarnya relatif kecil tetapi dapat
meningkatkan suhu bumi. Atom-atom dari unsur-unsur tersebut secara spontan
terurai dan mengeluarkan partikel-partikel atom yang berubah menjadi unsur lain
dan diserap oleh batuan di sekitarnya.
Proses meningkatnya suhu bumi
Secara ringkas, proses pembentukan bumi hingga terjadinya perlapisan
tersebut terbagi menjadi tiga tahap, yaitu sebagai berikut:
·
Proses pembentukan
lapisan bumi
Proses pembentukan lapisan bumi
((Sumber: Frank Press and Raymond Siever, 1986, Earth)Tahap pada saat bumi
merupakan planet yang homogen atau belum terjadi diferensiasi dan zonafikasi.
·
Proses
diferensiasi atau pemilahan, yaitu ketika material besi yang lebih berat
tenggelam menuju pusat bumi, sedangkan material yang lebih ringan bergerak ke
permukaan. Dengan demikian, bumi tidak lagi dalam keadaan homogen, melainkan
terdiri atas material yang lebih berat (besi) di pusat bumi dan material yang
lebih ringan di bagian yang lebih luar atau kerak bumi.
·
Proses zonafikasi,
yaitu tahap ketika bumi terbagi menjadi beberapa zona atau lapisan, yaitu inti
besi yang padat, inti besi cair, mantel bagian bawah, zona transisi, astenosfer
yang cair, dan litosfer yang terdiri atas kerak benua dan kerak samudera.
Dengan demikian, perubahan suhu yang dimulai dari bahan pembentuk bumi
hingga terbentuk bumi, kemudian mengalami pendinginan dan terjadinya kenaikan
suhu kembali, seperti yang dijelaskan di atas, mengakibatkan bumi sebagai
planet yang memiliki lapisan-lapisan. Proses zonafikasi pada bumi telah
membaginya ke dalam beberapa lapisan.
B. PANGEA DAN GONDWANA
Lapisan bumi yang tersusun dari berbagai proses secara
sedemikian rupa, nampaklah bagian-bagian yang di antaranya bagian terluar yang
keras dan bagian bawah yang relatif cair. Kita merasakan seolah-oleh permukaan
bumi sesuatu yang kaku dan diam (tidak bergerak). Ternyata sejak zaman dulu,
permukaan bumi yang diam ini telah mengalami perjalanan atau pergeseran yang
jauh dari bentuknya semula. Di antara para ilmuwan yang memberikan gagasan
tentang adanya pergeseran di bumi yaitu Antonio Snidar – Pellegrini yang mengamati benua-benua Afrika dan Amerika Selatan merupakan
benua yang pernah bersatu.
Seorang ahli ilmu cuaca dari Jerman yang bernama Alfred Wegener (1912), dalam teorinya
yang terkenal yaitu teori pengapungan benua (Continental drift theory)
mengemukakan bahwa sampai sekitar 225 juta tahun lalu, di bumi baru ada satu
benua dan samudra yang maha luas. Benua raksasa ini dinamakan pangea, sedangkan
kawasan samudera yang mengapitnya dinamakan panthalassa.
Sedikit demi sedikit pangea mengalami retakan-retakan dan
pecah. Sekitar 135 juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi
dua, yaitu pecahan benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di bagian
selatan dinamakan gondwana. Kedua benua itu dipisahkan oleh jalur laut sempit
yang dinamakan Laut Tethys. Sisa Laut Tethys pada saat ini merupakan jalur
cebakan minyak bumi di sekitar laut-laut di kawasan Timur Tengah.
Baik Laurasia maupun Gondwana kemudian terpecah-pecah
lagi menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak beraturan
dengan kecepatan gerak berkisar antara 1 – 10 cm pertahun (coba kalian lihat
teori tektonik lempeng). Dalam sejarah perkembangan planet bumi, sekitar 65
juta tahun lalu, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua yang saat ini
letaknya di sebelah utara ekuator (belahan bumi utara), meliputi Eurasia,
Amerika Utara, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Adapun Gondwana merupakan
cikal bakal benua-benua di belahan bumi selatan, meliputi Amerika Selatan,
Afrika, Sub benua India, Australia, dan Antartika, hingga terbentuklah
benuabenua yang kita saksikan saat ini. Perhatikan gambar 3. berikut.
Pergerakan / pergeseran lempeng Benua Continental drift theory
Rangkaian Pergerakan Benua (pubs.usgs.gov)
Kerak bumi atau lapisan bumi bagian atas pada dasarnya
terdiri atas kerak samudera dan kerak benua. Kedua kerak ini bukanlah sesuatu
yang kaku dan diam, tetapi terus bergerak aktif mengalami pergeseran hingga
saat ini. Lalu bagaimanakah pergeseran benua terjadi? Selanjutnya akan dibahas
pada bagian lempeng tektonik.
C. KARAKTERISTIK PERLAPISAN BUMI
Setelah planet bumi ini terbentuk dari massa gas, lambat
laun mengalami proses pendinginan. Akibatnya bagian terluarnya menjadi keras,
sedangkan, bagian dalamnya masih tetap merupakan massa zat yang panas dalam
keadaan lunak.
Sepanjang proses pendinginan berlangsung dalam jangka
waktu jutaan tahun, zat-zat pembentuk bumi yang terdiri atas berbagai jenis
sifat kimia dan fisikanya sempat memisahkan diri sesuai dengan perbedaan
sifat-sifat tersebut. Hasil-hasil penelitian terhadap fisik bumi menunjukkan
bahwa batuanbatuan pembentuk bumi mulai dari kerak bumi sampai inti bumi
mempunyai komposisi mineral dan unsur kimia yang berbeda-beda.
Struktur bagian bumi
Pada dasarnya planet bumi mempunyai struktur utama (dari permukaan sampai
ke dalam), yaitu sebagai berikut.
1. Litosfer (lapisan batuan pembentuk kulit bumi atau crust)
Litosfer berasal dari kata lithos berarti batu dan sfhere/sphaira
berarti bulatan atau lapisan. Dengan demikian Litosfer dapat diartikan lapisan
batuan pembentuk kulit bumi. Dalam pengertian lain, litosfer adalah lapisan
bumi paling atas dengan ketebalan lebih kurang 70 km yang tersusun dari batuan
penyusun kulit bumi.
2. Astenosfer (lapisan selubung atau mantle)
Astenosfer, yaitu lapisan yang terletak di bawah litosfer
dengan ketebalan sekitar 2.900 km berupa material cair kental dan berpijar
dengan suhu sekitar 3.000 °C merupakan
campuran dari berbagai bahan yang bersifat cair, padat dan gas bersuhu tinggi.
3. Barisfer (lapisan inti bumi atau core)
Barisfer, yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bagian
bumi paling dalam yang tersusun atas lapisan Nife (Niccolum atau nikel dan
ferrrum atau besi). Lapisan ini dapat pula dibedakan atas dua bagian yaitu inti
luar dan inti dalam.
a. Inti luar (Outer core)
Inti luar adalah inti bumi yang ada di bagian luar. Tebal
lapisan ini sekitar 2.200 km, tersusun atas materi besi dan nikel yang bersifat
cair, kental, dan panas berpijar bersuhu sekitar 3.900 °C.
b. Inti dalam (Inner core)
Inti dalam adalah inti bumi yang ada di lapisan dalam
dengan ketebalan sekitar 2.500 km, tersusun atas materi besi dan nikel pada
suhu yang sangat tinggi yakni sekitar 4.800 °C, akan tetapi tetap dalam keadaan
padat dengan densitas sekitar 10 gram/cm3. Hal itu disebabkan adanya tekanan
yang sangat tinggi dari bagian-bagian bumi lainnya.
Untuk lebih jelasnya tentang karakteristik perlapisan bumi, dapat kamu
lihat pada ilustrasi gambar berikut:
Lapisan atas kerak bumi, di daerah daratan, biasanya
dilapisi tanah. Tanah, yang terdiri atas partikel batuan yang ditimpa cuaca,
juga mengandung banyak zat organik yang berasal dari pembusukan makhluk hidup
zaman purba. Tanah mendukung kehidupan tanaman di bumi dan juga binatang karena
makanan hewan, baik langsung maupun tidak berasal dari tanaman.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
karakteristik lapisan bumi paling dalam (inti) memiliki sifat pejal atau keras
yang diselubungi lapisan cair relatif kental, sedangkan bagian luar atau
atasnya berupa litosfer yang pejal dan keras pula.
D. TEORI TERBENTUKNYA KULIT BUMI
Kulit bumi dari waktu ke waktu selalu mengalami
perubahan. Hal ini telah menjadi bahan pemikiran para ahli untuk mengungkap
proses perubahan dan perkembangan kulit bumi pada masa lalu, sekarang dan
prediksi pada masa yang akan datang. Adapun berbagai teori terbentuknya kulit
bumi yang dikemukakan para ahli antara lain sebagai berikut.
1. Teori kontraksi (Contraction theory)
Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Descrates
(1596-1650). Ia menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengkerut
yang disebabkan oleh terjadinya proses pendinginan, sehingga di bagian
permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran. Teori
kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852).
Mereka berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadi proses
pendinginan di bagian dalam bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi
mengerut membentuk pegunungan dan lembah-lembah.
2.
Teori dua benua
(Laurasia-Gondwana theory)
Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas
dua benua yang sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana
di sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan
ke arah equator bumi, sehingga akhirnya terpecah-pecah menjadi benua benua yang
lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa dan Amerika Utara, sedangkan
Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia dan Amerika Selatan. Teori
Laurasia-Gondwana kali pertama dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884.
3. Teori pengapungan benua (Continental drift theory)
Teori pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener
pada 1912. Ia menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha
besar yang disebut Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecahpecah dan
terus bergerak melalui dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal,
mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju equator. Teori
ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian barat
dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil
pada kedua daerah tersebut.
4. Teori konveksi (Convection theory)
Menurut teori konveksi yang dikemukakan oleh Arthur
Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz,
menyatakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar
terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya,
sehingga ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke
permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudera), lava tersebut
akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru menggeser dan menggantikan
kulit bumi yang lebih tua.
arah / arus Pergerakan lempeng benua
Gambar 6. Pergerakan lempeng berdasar pada data satelit GPS NASA JPL.
Vektor di sini menunjukkan arah dan magnitudo gerakan. (Wikimedia Commons)
Bukti kebenaran teori konveksi adalah terdapatnya tanggul dasar samudera
(Mid Oceanic Ridge), seperti Mid Atlantic Ridge dan Pasific-Atlantic Ridge.
Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan bahwa
semakin jauh dari punggung tengah samudera, umur batuan semakin tua. Artinya
terdapat gerakan yang berasal dari Mid Oceanic Ridge ke arah berlawanan yang
disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi.
5. Teori lempeng tektonik (Plate Tectonic theory)
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa planet bumi terdiri
atas sejumlah lapisan. Lapisan bagian atas bumi merupakan bagian yang tegar dan
kaku berada pada suatu lapisan yang plastik atau cair. Hal ini mengakibatkan
lapisan permukaaan bumi bagian atas menjadi tidak stabil dan selalu bergerak
sesuai dengan gerakan yang berada di bawahnya. Keadaan inilah yang
melatarbelakangi lahirnya teori Lempeng Tektonik. Lahirnya teori lempeng
tektonik (tectonic Plate theory) pada tahun 1968 merupakan kenyataan mutakhir
dalam geologi yang menunjukkan terjadinya evolusi bentuk permukaan bumi.
Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilso.
Berdasarkan teori ini, kulit bumi atau litosfer terdiri atas beberapa lempeng
tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer, Lempeng-lempeng tektonik
pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena pengaruh arus konveksi yang terjadi
pada lapisan astenosfer yang berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi.
Litosfer sebagai lapisan paling luar dari badan bumi, bagaikan kulit ari pada
kulit manusia dan merupakan lapisan kerak bumi yang tipis. Prinsip teori
tektonik lempeng adalah kulit bumi terdiri atas lempeng-lempeng yang kaku
dengan bentuk tidak beraturan. Dinamakan lempeng karena bagian litosfer
mempunyai ukuran yang besar di kedua dimensi horizontal (panjang dan lebar),
tetapi berukuran kecil pada arah vertikal (ketebalan).
Bandingkan dengan daun meja, daun pintu, atau lantai di
kelas kalian! Lempeng ini terdiri atas lempeng benua (tebal sekitar 40 km) dan
lempeng samudera (tebal sekitar 10 km). Kedua lempeng tersebut berada di atas
lapisan astenosfer dengan kecepatan rata-rata 10 cm/tahun atau 100 km/10 juta
tahun. Astenosfer merupakan suatu lapisan yang cair (kental) dan sangat panas.
Panasnya cairan astenosfer senantiasa memberikan kekuatan besar dari dalam bumi
untuk menggerakkan lempeng-lempeng secara tidak beraturan. Kekuatan ini
dinamakan tenaga endogen yang telah menghasilkan berbagai bentuk di permukaan
bumi. Di bumi ini litosfer terpecah-pecah menjadi sekitar 12 lempeng.
Teori lempeng tektonik banyak didukung oleh fakta ilmiah,
terutama dari data penelitian geologi, geologi kelautan, kemagnetan purba,
kegempaan, pendugaan paleontologi, dan pemboran laut dalam. Lahirnya teori
lempeng tektonik sebenarnya merupakan jalinan dari berbagai konsep dan teori
lama seperti Teori Apungan Benua, Teori Arus Konveksi, Teori Pemekaran Lantai
samudera, dan Teori Sesar Mendatar, sebagaimana telah dijelaskan pada
teori-teori di atas.
Lempeng-lempeng tersebut selalu bergerak dan mendesak
satu sama lain. Lempeng tektonik bagian atas disebut lempeng samudera,
sedangkan lempeng tektonik pada bagian atas terdapat masa kontinen disebut
lempeng benua. Kedua lempeng ini memiliki sifat yang berbeda. Apabila dua
lempeng yang berbeda sifat tersebut saling mendekat, umumnya lempeng samudera
akan ditekuk ke bawah lempeng benua hingga jauh ke dalam lapisan astenosfer.
Bertemunya antara dua lempeng seperti ini dinamakan gerakan bertumbukan
(subduction), sedangkan daerah yang menjadi tempat tumbukan lempenglempeng
disebut subduction zone.
Daerah tumbukan dua lempeng
Selain saling mendekat kemudian bertumbukan, gerakan
lempeng juga ada yang saling menjauh dengan lempeng lainnya, dinamakan gerak
divergent atau disebut juga sebagai proses pemekaran. Hasil pemekaran lempeng
yang berada di atas benua disebut rifting, sedangkan pemekaran yang berada di
samudera disebut spreading. Contoh proses ini adalah pecahnya Benua Pangea pada
Zaman Trias dengan membentuk celah sepanjang pinggiran Atlantik yang memisahkan
Afrika dan Amerika Latin. Coba kamu perhatikan kedua benua tersebut! Pasti
nampak seperti sebuah sobekan kertas yang keduanya menunjukkan ciri-ciri bekas
sobekan yang berpasangan. Selain itu, ada juga gerakan lempeng yang hanya
bersinggungan atau berpapasan, disebut juga transcurrent fault.
Setiap gerakan lempeng yang berbeda tersebut, akan mempengaruhi
gejala dan fenomena alam di atas permukaan bumi. Secara lengkap, prinsip
pergerakan lempeng-lempeng tektonik adalah sebagai berikut:
Tiga jenis batas lempeng (plate boundary).
a. Konvergensi
Konvergensi, yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng
tektonik. Tumbukan antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng
benua dengan benua atau antara lempeng benua dengan lempeng dasar samudera.
Zone atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dengan benua
disebut Zone Konvergen. Contohnya tumbukan antara lempeng India dengan lempeng
Benua Eurasia yang menghasilkan terbentuknya pegunungan lipatan muda Himalaya
yang merupakan pegunungan tertinggi di dunia dengan puncak tertingginya, yaitu
Mount Everest. Contoh lainnya, tumbukan lempeng Italia dengan Benua Eropa yang
menghasilkan terbentuknya Pegunungan Alpen.
Zone berupa jalur tumbukan antarlempeng benua dengan
lempeng dasar samudera, disebut Zone Subduksi atau zone tunjam, contohnya
tumbukan antara lempeng benua Amerika dengan lempeng dasar Samudera Pasifik
yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Rocky dan Pegunungan Andes. Fenomana
yang dihasilkannya:
lempeng samudera menghujam ke bawah lempeng benua;
terbentuk palung laut di tempat tumbukan tersebut;
pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan;
terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi dan ekstrusi;
daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam;
penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng;
timbunan sedimen campuran atau melange.
Contoh :
Pegunungan di pantai barat Amerika, deretan Pulau
Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara, merupakan akibat pembengkakan lempeng benua.
Bermunculan puncak gunungapi dan terjadi gempa di sepanjang pulau dan
pegunungan tersebut. Ingatlah bahaya gempa yang menimbulkan Tsunami di Aceh dan
Sumatera Utara pada akhir Desember 2004, gempa tersebut timbul akibat adanya
tumbukan antara lempeng samudera Australia terhadap lempeng benua Asia.
b. Divergensi
Divergensi yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng
tektonik contohnya gerakan saling menjauh antara lempeng Afrika dengan Amerika
bagian selatan. Zone berupa jalur tempat berpisahnya lempeng-lempeng tektonik
disebut Zone Divergen (zone sebar pisah). Fenomena yang terjadi, sebagai
berikut:
Perenggangan lempeng yang disertai pertumbukan kedua tepinya.
Pembentukan tanggul dasar samudera (med ocean ridge) di sepanjang tempat
perenggangan lempeng-lempeng tersebut.
Aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur
bantal (lava bantal) dan hamparan leleran lava encer, dan
Aktivitas gempa.
Contoh :
Di Lautan Atlantik, tanggul dasar samudera memanjang dari
dekat Kutub Utara sampai mendekati Kutub Selatan. Celah ini menjadikan benua
Amerika bergerak saling menjauh dengan benua Eropa dan Afrika.
c. Sesar mendatar
Sesar mendatar (Transform), yaitu gerakan saling
bergesekan (berlawanan arah) antarlempeng tektonik. Contohnya, gesekan antara
lempeng Samudera Pasifik dengan lempeng daratan Amerika Utara yang
mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang sepanjang kurang
lebih 1.200 km dari San Francisco di utara sampai Los Angeles di selatan
Amerika Serikat. Zone berupa jalur tempat bergesekan lempeng-lempeng tektonik
disebut Zone Sesar Mendatar (Zone Transform). Bentukan alam yang dihasilkan
antara lain patahan atau sesar mendatar. Gerak patahan atau sesar ini dapat
menimbulkan gempa bumi. Contoh: Sesar Sam Andreas di California.
Tenaga endogen yang telah mengakibatkan adanya variasi bentuk muka bumi,
tidak hanya terjadi di daratan melainkan juga di dasar laut.
E. GEJALA LEMPENG TEKTONIK KAITANNYA DENGAN PERSEBARAN GUNUNGAPI DAN GEMPA
BUMI
Dalam aktivitas gerak lempeng tektonik, pada tepian
lempeng tersebut umumnya muncul aktivitas vulkanisme dan gempa bumi. Benarkah
dan bagaimana itu bisa terjadi? Sebelum kita pelajari lebih jauh, coba kamu
lihat dan pahami gambar 10. di bawah ini, tentang persebaran gunungapi dan
titik gempa di dunia!
Persebaran gunungapi dan titik gempa di dunia
nampak bahwa setiap tepi dari lempeng-lempeng yang
bergerak adalah merupakan rangkaian gunungapi atau juga terdapat titik-titik
pusat gempa. Pola dan sebaran gunungapi serta gempa bumi tersebut tentunya
tidak terlepas dari keterkaitannya dengan proses alam lainnya, yaitu akibat
gerak mendatar lempeng-lempeng, baik secara tumbukan (konvergen), divergen,
maupun berpapasan.
Saat ini gunungapi yang aktif di dunia berjumlah 500 sampai 600 buah yang
tersebar di tiga tempat utama, yaitu sebagai berikut:
Di sekitar Samudera Pasifik (sekitar 62%) dengan rincian
sekitar 45% tersebar dikepulauan Pasifik Bagian Barat dan 17% di daerah
pinggiran Pasifik Utara dan Pasifik Selatan.Di Indonesia (14%). Terletak
memanjang membentuk jalur pengunungan aktif sepanjang 7.000 – 7.500 km dan lebar 50 – 200 km, mulai dari Aceh di ujung barat hingga Halmahera di ujung
timurnya.Sisanya tersebar di busur kepulauan dan pinggiran Amerika di Pasifik.
Sekitar 3% terletak di Pasifik Tengah (Hawaii dan Samoa), 1% terdapat di
pulau-pulau di Samudera Hindia, 13% di Atlantik (Azores, Cape Verde Island,
Kanada, dan Medeira yang merupakan gunungapi bawah laut), dan 7% tersebar di
Mediteran dan Asia Kecil Utara. Sekitar 4%-nya terletak di tengah benua dan
dikenal sebagai African Rift System.
Gunungapi tersebut sebagian besar terdapat di daratan, yaitu sekitar 83%,
sedangkan sisanya tersebar sebagai gunungapi bawah laut atau dinamakan sub
marine volcano. Penyebarannya mengikuti jalur-jalur memanjang, yang diduga ada
kaitannya dengan rekahan-rekahan kulit bumi.
Jalur I merupakan jalur gunungapi yang mengikuti jalur
pegunungan lipatan di sepanjang pinggiran Pasifik, terus menyambung melalui
Pegunungan Andes, Amerika Tengah, Meksiko, Amerika Bagian Barat, dan Kanada,
Alaska, Asia, Kamchatka, Jepang, Filipina, Indonesia Timur, Kepulauan
Melanesia, dan Selandia Baru. Di sebelah barat, di sepanjang pinggiran benua
Asia dan Afrika, deretan gunungapinya mengikuti rangkaian kepulauan dan sisanya
membusur ke samudera. Batas antara rangkaian pulau-pulau tersebut dan Samudera
Pasifik masing-masing mempunyai sifat dan keadaan geologi mulai dari sebelah
timur pulau-pulau Bouier dan Mariana di utara Irian (Papua), melewati Kepulauan
Solomon dan berakhir di Kepulauan Tonga dan Karnadek.
Jalur II merupakan daerah gunungapi yang tak sempurna
mengikuti jalur pegunungan lipatan muda. Mulai laut tengah hingga ke Asia Kecil
dan Kepulauan Indonesia. Jalur ini di bagian timur Asia dipotong oleh deretan
pegunungan tinggi Asia. Gunungapi bawah laut pada jalur ini ditemukan di
beberapa tempat, antara lain di Laut Tengah, yaitu antara Sisilia dan Tunisia, di
daerah Kepulauan Lipari dekat pesisir Arakan dan di Indonesia.
Aktivitas gunung api merupakan sebab utama adanya sebaran
panas bumi, terutama hidrotermal. Batuan pemanas dari aktivitas vulkanisme akan
berfungsi sebagai sumber pemanasan air. Panas yang ditimbulkan oleh pergerakan
sesar aktif kadang-kadang berfungsi pula sebagai sumber panas. Seperti
sumber-sumber mata air panas di daerah sekitar gunungapi di sepanjang jalur
sesar aktif Palu – Koro, di Sulawesi.
Glosarium
·
Astenoefer adalah
lapisan bumi di bawah litosfer antara lain dicirikan oleh kecepatan rambat
getaran gempa yang rendah dan merupakan lapisan yang lunak dengan bagian-bagian
yang cair.
·
Continental drift
adalah pergeseran horizontal benua-benua yang menyebabkan perubahan letak satu
benua terhadap benua yang lain.
·
Continental shelf
adalah bagian benua yang tergenang laut, merupakan dasar laut yang dalamnya
kurang dari 200 meter dan reliefnya hampir datar berbatasan dengan slope.
·
Episentrum adalah
titik di permukaan bumi tepat di ataa hiposentrum sebuah gempa tempat gelombang
permukaan mulai dirambatkan.
·
Kerak bumi adalah
bagian paling luar litosfer yang terdiri atas batuan dengan berat jenis yang
relatif kecil. Kerak benua umumnya terjadi dari batuan granit dan granodiorit
(lebih asam), sedangkan kerak dasar samudera pada umumnya terjadi dari batuan
basal (basa).
·
Magellan adalah
galaksi kecil yang paling dekat dengan galaksi Bimasakti dan tampak di belahan
langit selatan.
·
Magma adalah
batuan cair pijar yang terjadi dari berbagai mineral yang terdapat di dalam
dapur magma dan akan menjadi batuan beku setelah mengalami pendinginan.
·
Nebula adalah
benda langit menyerupai gumpalan awan terdiri atas gas dan debu yang terdapat
di antara bintang-bintang.
·
Tektonika Lempeng
adalah teori tentang kedudukan, pergerakan, interaksi dan perusakan
lempeng-lempeng; menerangkan kegiatan gempa, kegunungapian, pembentukan
pegunungan dan peristiwa gunung api pada masa lalu dalam hubungannya dengan
pergerakan lempeng.
http://www.nafiun.com/2013/01/bumi-pengertian-proses-pembentukan-kulit-lapisan.html?m=1
0 comments:
Post a Comment