Biar aku ceritakan lagi
perasaanku. Tentangmu yang selalu saja mengelilingi otakku. Menjadi pusat
perhatianku. Menjelma menjadi khayal yang tak tahu apa nyatanya.
Kalau berbicara tentang perasaan aku untuk “Kamu”, sama seperti berbicara
surga dan neraka. Mereka nyata, tapi belum bisa terlihat. Perasaanku nyata,
tapi tidak dapat kau rasa dan kau lihat.
Setiap bangun pagiku, melihat
wajah manismu yang selalu tersenyum dan diam dalam frame kaca di dinding
kamarku. Aku mencuri foto wajah manismu, untuk sekedar hilangkan sedikit rasa
rinduku di setiap bangun pagi.
Memang, aku dan kamu tidak terlalu terpisah
jauh, walau ketika disekolah aku bisa memandangmu, dan kau tidak memandangku,
tapi apakah saat itu hati kita bertemu ? entahlah hati.
Pernah sesaat kau beri
senyum padaku, dan itu hanya untuk memberi selamat atas kemenangan kecil,
seandainya kau senyum selamanya untukku, dimulai saat aku dan kau merajut
ikatan hati.
Aku sadar, aku, perhatianku, sikapku, derai air
mataku, rasa resahku, dan segala yang kulakukan demi kamu, hanya ada diantara
pelupuk mata, bukan di hatimu.
Sesaat saja, izinkan aku ukir hatimu.
Jangan hanya jadikan aku kiasan yang
sekejap menghilang dari pelupuk matamu
0 comments:
Post a Comment