NPM
: 13516450
KELAS
: 1-PA-01
TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
(Wawancara yang dilakukan pada masyarakat sekitar tempat tinggal mengenai budaya di daera mereka)
Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta, Budhaya yaitu bentuk jamak dari
budhi yang berarti budi atau akal.
Secara Formal, budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman,
kepercayaan, nilai, sikap, makna, agama, hubungan yan diperoleh sekelompok
besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dalam kelompok.
Budaya dapat diartikan juga hal-hal yang bersangkutan dengan akal dan cara
hidup yang selalu berubah dan berkembang dari waktu ke waktu.
Itu sekilas tentang pengertian budaya, kali ini saya akan menceritakan
bagaimana wawancara saya mengenai bagaimana kebudayaan yang ada di daerah asal
mereka. Dengan 3 narasumber yang berbeda masing-masing asal daerahnya
Narasumber saya yang pertama bernama Yunita Widyanti, dia lahir di Pekanbaru,
17 Februari 1998. Saat ini dia sedang menjalani studi jenjang S1 sebagai
Mahasiswa Fakultas Ekonomi jurusan
Akuntansi di Universitas Gunadarma.
Akuntansi di Universitas Gunadarma.
Wawancara ini saya lakukan pada tanggal 03 Oktober 2016.
Saya menanyakan pada Yunita, apaka kebudayaan yang ada di Pekanbaru masih
sangat kental dengan kebudayaan di zaman dahulu atau tidak, Yunita menjawab
bahwa kebudayaan di daerahnya lumayan masih kental dengan adat istiadat tetapi
tidak se kental dahulu, di bagian kotanya sudah banyak sekali perubahan yang
terjadi karna majunya perkembangan teknologi masa sekarang. Namun jika di
daerah-daerah kecil, adat-istiadatnya masih sangat kental. "Di daerah
Pekanbaru yang daerahnya bernama Siak, disitu budayanya masih bagus dan ada
peninggalan zaman dahulu." kata Yunita. Di daerah Yunita pernikahan masih
sangat kental dengan budaya pada zaman dahulu, yaitu pernikahan yang digelar
selama 3 hari berturut-turut. Dimulai dari acara Malam Berinai, akad nikah,
baru pesta. Makanannya pun khas seperti ikan Patin.
Saya bertanya lagi pada Yunita, bahasa apa yan sering digunakan untuk
berbicara, Yunita menjawab bawa bahasa yang dia gunakan untuk berbicara
sehari-hari adalah bahasa Indonesia, tetapi tidak jarang ada sedikit kata-kata
berbahasa Pekanbaru, logat yang digunakan Yunita pun masih sangat terdengar
Melayu, karena Yunita baru menetap kurang lebih 2 Bulan di Depok.
Baginya memakai logat khas Melayu merupakan kebanggaan, karena dia bisa ikut
melestarikan logat melayu dan menjadikannya ciri khas dirinya.
Foto Bersama Yunita
Selanjutnya, Narasumber saya yang
kedua adalah Bapak Khoirul Amri, beliau saat ini berumur 32 Tahun. Saat ini
beliau sedang menjalankan usaha Konter Pulsa kecil-kecilan di daerah Jalan
Kapuk, Pondok Cina Depok. Beliau sudah menjalankan usaha ini baru 2 bulan.
Bang Amri (biasa di panggil oleh
warga sekitar) adalah orang dari daerah Depok asli. Menurut Bang Amri,
kebudayaan di Depok sudah mulai tercampur-campur, terutama di daerah Pondok
Cina, karena di sekitar daerah ini banyak sekali pendatang. “Seberernya Depok
itu kan masuknya ke daerah Jawa Barat, tapi tetep aja kebudayaannya ngikutin
orang Jakarta, kaya Bahasanya, Makanannya, Adatnya, macem pernikaan itu ikutin
adat Jakarta, tapi ya memang sesuai sama orang-orangnya juga dia ikutin Jakarta
atau Sunda. Kalau saya sih jadinya ikut ke Jakarta, nih dari logat aja saya
betawi banget” Ujar Bang Amri.
Foto
bersama Bang Amri
Yang terakhir, Narasumber saya adalah
Bang Rama, beliau saat ini berumur 25 Tahun. Saat ini beliau sedang menjalankan
usaha berdagang Nasi Kuning di daerah Jalan Kapuk, Pondok Cina Depok. Beliau
sudah menjalankan usaha ini sudah 4 tahun.
Bang Rama adalah orang asli Cirebon,
Bang Rama merantau kesini sejak tahun 2012 lalu dan berdaang nasi kuning sejak
saat itu. Pertanyaan yang sama saya tanyakan pada bang rama tentang kebudayaan
yang ada di daerah bang rama. “Di Cirebon kalau di daerah saya itu masih
lumayan kental, masih suka ngadain acara-acara daera di kampong, kaya Tarling,
macem-macem deh, terus disana itu pakenya bahasa sunda lembut gitu, disana juga
kalau pernikahan pakenya adat sunda” Kata Bang Rama.
“Saya
disini kalau yang belinya orang Depok ya saya pakenya bahasa Indonesia
logat-logat betawi gitu, tapi kalau yang belinya pake bahasa sunda ya saya
ladenin pake bahasa sunda juga. Saya sih sebenernya lebih suka pake bahasa
sunda, soalnya lebih sopan dan emang bahasa dari daerah saya sendiri, jadi
lebih inget kampung kalau ngomongnya bahasa sunda ditambah logatnya”
Foto bersama Bang Amri
Jadi,
itulah hasil wawancara saya dengan 3 narasumber saya. Bagi mereka kebudayaan
adalah cirikhas diri mereka, dengan mereka bangga pada budayanya berarti mereka
juga ikut melestarikan budayannya.
Jangan
lupa pada budaya yang ada di daerahmu, karena kita semua bertanggung jawab
uyntuk melestarikannya, agar nanti semua orang masih bisa merasakan budaya,
tidak hanya mendengar ceritanya saja.
Sekian,
Terimakasih.
0 comments:
Post a Comment