Aku, menunggu waktu yang tidak
pernah menungguku, menanti kamu yang menanti waktu untuk bisa menjalankan
segalanya kembali seperti semula. Seandainya, waktu itu berulang tepat di
kejadian yang saat ini ditunggu, aku takkan seperti ini.
Buku diaryku tidak mampu
menjadi alas tulis dari ribuan kejadian. Tentang kamu, tentang segalanya. Air mata
ini, senyum ini, terlukis untukmu dan hampir beberapa tahun ini karnamu. Dan kebanyakan,
itu karna aku harus menunggu. Itu sedikit kejadian yang akan tertuliskan, entah
dihalaman keberapa, baris paragraph kalimat yang mana-jika itu kutaburkan di
buku diary-
Kesempatan-sedikit- sangat
beresiko, ketika harus mencuri detik2 waktu yang berputar untuk menyampaikan
rinduku pada hal itu. Rindu yang tidak cukup dalam 1 hari untuk teruraikan. Memang
tetap, harus ada yang namanya menunggu.
Ingin rasanya, mengucapkan kata
selamat datang pada waktu yang baru. Tapi, aku terkurung, diwaktu yang hati ini
tunggu. Sampai kapan ? Apa sampai disini ? bebas tetapi harus terluka. Atau aku
harus bertahan dalam waktu ? agar aku bahagia tanpa perih.
Waktu yang aku tunggu, cepat
datang ya. Cepat beri aku bahagia tak terkira. Bersamanya, dan tidak lagi
menunggu.
0 comments:
Post a Comment